Reset Ekonomi Global (Great Reset) 2025 – 2030 Hoax Atau Fakta?

Written by: BudiHaryono 17 Februari 2025
Reset Ekonomi Global (Great Reset) 2025 – 2030 Hoax Atau Fakta?

Tanggapan soal kemungkinan reset ekonomi dunia pada periode 2025–2030 bergantung pada perspektif dan faktor yang dipertimbangkan. Ada beberapa skenario dan teori yang sering muncul dalam diskusi tentang hal ini:

Reset Ekonomi Global (Great Reset) 2025 – 2030 Hoax Atau Fakta?

1. Faktor yang Bisa Memicu Reset Ekonomi Dunia

Krisis Utang Global: Banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, memiliki utang yang terus meningkat. Jika tidak dikelola dengan baik, bisa memicu krisis keuangan global seperti 2008 atau bahkan lebih besar.

Digitalisasi dan Perubahan Sistem Keuangan: Tren adopsi CBDC (Central Bank Digital Currency) oleh banyak negara bisa mengubah sistem ekonomi tradisional yang berbasis dolar. Ini bisa mempercepat pergeseran kekuatan ekonomi dunia.

Perbandingan Kompor Listrik Biasa Vs Kompor Listrik Induksi

Geopolitik dan Konflik Global: Ketegangan antara AS, China, Rusia, dan negara-negara lain dapat mengganggu stabilitas perdagangan global dan investasi.

Krisis Energi dan Sumber Daya: Transisi ke energi terbarukan bisa memicu disrupsi ekonomi bagi negara-negara yang bergantung pada bahan bakar fosil. Selain itu, isu perubahan iklim juga bisa berdampak pada sektor pertanian dan industri.

AI dan Otomasi: Kemajuan teknologi seperti AI dan robotik dapat menyebabkan perubahan besar dalam dunia kerja, meningkatkan produktivitas tetapi juga mengancam banyak pekerjaan konvensional.

2. Pandangan Para Ahli Tentang Great Reset

Optimis: Sebagian ekonom percaya bahwa inovasi teknologi, digitalisasi, dan reformasi keuangan akan membawa peluang baru dan mempercepat pertumbuhan ekonomi global.

Contoh Bisnis Rumahan yang Tidak Bisa Bertahan Lama

Pessimistis: Ada yang memperkirakan reset ekonomi akan terjadi dalam bentuk krisis besar, di mana nilai mata uang konvensional melemah, sistem keuangan global mengalami kegagalan, dan dunia harus mencari model ekonomi baru.

Netral: Beberapa ahli melihat ini sebagai transisi alami yang memang harus terjadi setiap beberapa dekade sekali, seperti perubahan dari sistem standar emas ke mata uang fiat pada abad ke-20.

3. Apa yang Bisa Dilakukan?

Jika skenario reset ekonomi benar-benar terjadi, individu dan bisnis perlu bersiap dengan cara:

Contoh Bisnis Musiman Populer di Indonesia

  • Diversifikasi aset (misalnya, investasi di berbagai jenis aset, termasuk emas, kripto, dan properti).
  • Memahami teknologi finansial baru seperti blockchain dan AI.
  • Mengembangkan keterampilan yang relevan dengan ekonomi digital.
  • Mengurangi ketergantungan pada sistem ekonomi yang mudah terpengaruh oleh krisis.

Tidak ada jawaban pasti apakah reset ekonomi global akan benar-benar terjadi dalam bentuk yang besar atau hanya sekadar penyesuaian normal dalam siklus ekonomi. Namun, tren yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa dunia sedang bergerak menuju perubahan besar, dan mereka yang lebih siap akan memiliki peluang lebih baik untuk beradaptasi.

Great Reset Hoax, Isu, atau Fakta?

Isu tentang reset ekonomi global bukan sekadar hoax, tetapi juga bukan sesuatu yang bisa dipastikan terjadi dalam bentuk yang banyak orang bayangkan. Ini lebih ke prediksi dan spekulasi berdasarkan tren ekonomi, geopolitik, dan teknologi yang sedang berkembang. Beberapa pihak meyakini adanya skenario perubahan besar, sementara yang lain menganggapnya hanya sebagai rumor atau teori konspirasi yang dilebih-lebihkan.

1. Mengapa Isu Ini Muncul?

Isu reset ekonomi sering muncul dari beberapa faktor berikut:

Teori “Great Reset” dari WEF (World Economic Forum)

Klaus Schwab, pendiri WEF, pernah membahas perlunya perubahan besar dalam ekonomi dunia setelah pandemi COVID-19, yang memicu spekulasi bahwa ada rencana rahasia untuk menggantikan sistem ekonomi saat ini. Namun, banyak ekonom melihatnya hanya sebagai upaya reformasi ekonomi, bukan konspirasi. https://www.weforum.org/stories/2020/06/now-is-the-time-for-a-great-reset/.

Krisis Utang Global

Negara-negara seperti AS dan Jepang memiliki utang yang sangat besar. Beberapa teori mengatakan bahwa sistem ini tidak berkelanjutan dan akan “di-reset” melalui perubahan sistem keuangan.

Digitalisasi dan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC)

Ada prediksi bahwa negara-negara akan mulai menggantikan uang fisik dengan mata uang digital yang dikendalikan oleh bank sentral, yang bisa mengubah cara ekonomi dunia bekerja.

Teori Konspirasi “Elite Global”

Beberapa kelompok percaya bahwa sekelompok elite global sedang merencanakan reset ekonomi untuk mengambil alih kendali penuh atas keuangan dunia. Namun, klaim ini tidak memiliki bukti yang kuat.

2. Apakah Ini Hoax atau Fakta?

Bukan Hoax, tetapi Juga Tidak Sepenuhnya Benar

Ada dasar-dasar ekonomi yang membuat ide reset ekonomi masuk akal, seperti perubahan sistem keuangan global dan perkembangan teknologi. Namun, banyak klaim yang beredar sering dilebih-lebihkan tanpa bukti konkret.

Lebih ke Isu dan Spekulasi

Banyak orang membahas kemungkinan reset ekonomi karena melihat tanda-tanda perubahan besar dalam ekonomi global, tetapi tidak ada bukti bahwa ini adalah konspirasi yang direncanakan.

Tidak Ada Bukti Bahwa Ini akan Terjadi dalam Bentuk yang Drastis

Tidak ada laporan resmi dari lembaga ekonomi besar seperti IMF, Bank Dunia, atau Federal Reserve yang menyatakan akan ada reset ekonomi global dalam skala yang ekstrem.

Isu reset ekonomi dunia 2025-2030 lebih ke arah spekulasi berbasis tren ekonomi dan teknologi. Meski perubahan ekonomi pasti akan terjadi secara alami, tidak ada bukti kuat bahwa akan ada “reset” mendadak yang dikendalikan oleh pihak tertentu. Jadi, ini bukan hoax sepenuhnya, tetapi juga bukan fakta yang bisa dipastikan akan terjadi dalam bentuk yang banyak orang bayangkan.

Dari mana, siapa dan kapan isu ini pertama kali muncul?

Isu reset ekonomi global pertama kali muncul dari berbagai sumber, baik dari diskusi ekonomi resmi maupun teori konspirasi. Berikut beberapa momen penting yang memicu penyebaran isu ini:

1. Asal Usul Isu Reset Ekonomi Dunia

(a) Dari World Economic Forum (WEF) – Tahun 2020: Salah satu pemicu utama isu ini adalah konsep “The Great Reset” yang diperkenalkan oleh World Economic Forum (WEF) pada Juni 2020, di tengah pandemi COVID-19. Klaus Schwab, pendiri WEF, mengatakan bahwa pandemi adalah kesempatan untuk “mereset” ekonomi dan membangun kembali dunia dengan sistem yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Forum ini mengusulkan perombakan ekonomi global, termasuk transisi ke ekonomi digital, investasi hijau, dan kebijakan pajak yang lebih ketat bagi perusahaan besar. Misinterpretasi oleh publik: Banyak orang menganggap ini sebagai tanda adanya rencana tersembunyi oleh elite global untuk mengambil alih kontrol penuh atas ekonomi dunia.

(b) Teori Konspirasi “Elite Global” – Tahun 2020-2021: Setelah WEF mengumumkan “The Great Reset”, teori konspirasi mulai berkembang di media sosial, terutama di komunitas anti-globalisasi dan anti-pemerintah. Kelompok seperti QAnon dan beberapa politisi kanan di AS dan Eropa menyebarkan narasi bahwa ini adalah rencana rahasia untuk menghapus kekayaan masyarakat biasa dan menggantinya dengan sistem kontrol total oleh pemerintah dan bank sentral.

(c) Krisis Keuangan & Utang Global – Sejak 2010-an: Banyak ekonom telah memperingatkan bahwa sistem keuangan global berbasis utang saat ini tidak berkelanjutan.
Setelah krisis keuangan 2008, beberapa ekonom mulai memperkirakan bahwa dunia akan mengalami perubahan besar dalam sistem moneter dalam 20-30 tahun ke depan.
Beberapa tokoh ekonomi seperti Ray Dalio (Bridgewater Associates) dan Michael Burry (The Big Short) memperingatkan tentang kemungkinan “reset” akibat tingkat utang yang tinggi.

(d) Perkembangan Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC): Sejak 2021-2023, beberapa negara mulai mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC).
Ini memicu spekulasi bahwa uang fisik akan dihapus dan diganti dengan sistem keuangan digital yang bisa dikontrol oleh pemerintah.
Banyak yang menganggap ini sebagai bagian dari skenario reset ekonomi dunia.

2. Kapan Isu Ini Mencapai Popularitas?

  • Juni 2020: WEF mengumumkan “The Great Reset”, yang langsung menjadi perdebatan besar.
  • 2020-2021: Pandemi COVID-19 mempercepat diskusi tentang perubahan ekonomi global.
  • 2022-2023: Geopolitik dan inflasi global (perang Rusia-Ukraina, kebijakan suku bunga AS) semakin memperkuat kekhawatiran tentang potensi “reset” ekonomi.
  • 2023-2024: Diskusi tentang CBDC dan penghapusan uang tunai membuat teori ini semakin berkembang.

Isu ini pertama kali muncul secara serius dari WEF pada tahun 2020, tetapi banyak ekonom sudah membahas potensi “reset ekonomi” sejak krisis 2008. Teori konspirasi berkembang setelah pengumuman WEF, memperburuk persepsi publik tentang “The Great Reset“.

Hingga sekarang, tidak ada bukti kuat bahwa reset ekonomi dunia akan terjadi dalam bentuk yang drastis, tetapi perubahan besar dalam sistem keuangan memang sedang berlangsung.
Jadi, isu ini bukan hanya sekadar hoax, tapi juga bukan fakta yang bisa dipastikan akan terjadi seperti yang dikhawatirkan banyak orang.

Apa yang sebenarnya akan terjadi jika Great reset itu di jalankan?

Jika The Great Reset benar-benar dijalankan seperti yang diusulkan oleh World Economic Forum (WEF), maka akan ada perubahan besar dalam sistem ekonomi, keuangan, dan sosial dunia. Namun, perubahan ini tidak serta-merta menjadi reset ekonomi total yang menghancurkan sistem yang ada, melainkan lebih ke arah reformasi ekonomi global. Berikut beberapa kemungkinan dampak dan perubahan yang bisa terjadi:

Jika The Great Reset benar-benar dijalankan seperti yang diusulkan oleh World Economic Forum (WEF), maka akan ada perubahan besar dalam sistem ekonomi, keuangan, dan sosial dunia. Namun, perubahan ini tidak serta-merta menjadi reset ekonomi total yang menghancurkan sistem yang ada, melainkan lebih ke arah reformasi ekonomi global. Berikut beberapa kemungkinan dampak dan perubahan yang bisa terjadi:

1. Sistem Keuangan dan Mata Uang

Digitalisasi Uang & Central Bank Digital Currency (CBDC): Banyak negara mulai mengembangkan mata uang digital bank sentral (CBDC), seperti Digital Yuan (China), Digital Euro, dan FedNow (AS). Jika Great Reset diterapkan, bisa jadi uang tunai akan berkurang drastis atau bahkan dihapus, digantikan oleh uang digital yang dikontrol langsung oleh pemerintah.

Dampak: Transaksi lebih mudah, tetapi privasi finansial bisa berkurang. Pemerintah bisa memonitor dan mengontrol keuangan warganya lebih ketat.

Potensi Pergeseran dari Dolar AS, Saat ini, dolar AS masih menjadi mata uang cadangan dunia, tetapi dengan geopolitik dan digitalisasi keuangan, sistem ini bisa berubah.
Ada kemungkinan sistem keuangan global tidak lagi bergantung pada dolar, melainkan menggunakan mata uang digital atau sistem berbasis blockchain.

Dampak: Negara-negara yang ekonominya bergantung pada dolar bisa terdampak.

Bisa terjadi inflasi besar-besaran atau pergeseran kekuatan ekonomi ke negara seperti China atau BRICS (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan).

2. Ekonomi dan Bisnis

Pergeseran Model Ekonomi ke Arah Berkelanjutan

The Great Reset mendorong investasi hijau dan ekonomi berbasis lingkungan. Bisnis yang tidak ramah lingkungan bisa dikenakan pajak lebih tinggi atau bahkan dibatasi.

Dampak: Industri minyak & gas bisa menurun drastis. Teknologi hijau & energi terbarukan akan berkembang pesat.

Regulasi Pajak Global yang Lebih Ketat

WEF juga mengusulkan pajak global yang lebih ketat, terutama untuk perusahaan multinasional agar lebih adil.

Dampak: Perusahaan besar seperti Amazon, Google, dan Facebook akan terkena pajak lebih tinggi.
Negara-negara yang selama ini menjadi surga pajak (seperti Swiss) bisa terkena dampak.

3. Pekerjaan dan Kehidupan Sosial

  • AI dan Otomasi Akan Menggantikan Banyak Pekerjaan
  • Dengan adanya AI dan robotik, pekerjaan manual akan semakin tergantikan.
  • Banyak orang perlu beradaptasi dengan pekerjaan yang lebih berbasis teknologi dan digital.

Dampak: Pekerjaan berbasis keterampilan rendah akan hilang. Pekerjaan di sektor IT, AI, dan digital akan meningkat.

Konsep “You Will Own Nothing and Be Happy”

Salah satu pernyataan kontroversial dari WEF adalah konsep bahwa di masa depan orang tidak perlu memiliki aset sendiri, tetapi bisa menyewa segalanya (rumah, kendaraan, perangkat elektronik, dll.).

Dampak: Kepemilikan properti bisa berkurang, karena orang akan lebih banyak menyewa daripada membeli. Ekonomi berbasis layanan (seperti subscription Netflix, Spotify, dan Airbnb) akan semakin dominan.

4. Geopolitik dan Kekuasaan Global

Lebih Banyak Kontrol oleh Pemerintah & Korporasi Besar. Pemerintah dan lembaga global seperti PBB, WHO, IMF, dan WEF akan punya peran lebih besar dalam ekonomi dunia. Banyak kebijakan akan lebih terpusat, mengurangi kebebasan individu dan negara dalam menentukan kebijakan ekonominya sendiri.

Dampak: Negara-negara kecil mungkin akan lebih bergantung pada organisasi global. Masyarakat mungkin merasa kehilangan lebih banyak kebebasan dalam ekonomi.

Pergeseran Kekuatan dari Barat ke Timur Saat ini, ekonomi global masih didominasi oleh AS dan Uni Eropa, tetapi jika Great Reset terjadi, negara-negara BRICS (terutama China dan India) bisa menjadi lebih dominan.

Dampak:

  • Dunia bisa semakin multipolar, tidak lagi didominasi satu kekuatan seperti AS.
  • Perang ekonomi dan politik bisa semakin meningkat antara AS, China, dan Rusia.
  • Kesimpulan: Apa yang Benar-Benar Akan Terjadi?
  • The Great Reset tidak serta-merta menghancurkan ekonomi dunia dan menggantinya dengan sistem baru dalam semalam, tetapi lebih ke arah transisi bertahap menuju sistem ekonomi yang lebih digital, terkendali, dan berbasis teknologi.

Beberapa kemungkinan besar yang akan terjadi dalam 5-10 tahun ke depan:

  1. Digitalisasi ekonomi dengan mata uang digital bank sentral (CBDC).
  2. Pergeseran industri ke arah energi hijau & AI.
  3. Pekerjaan manual akan semakin berkurang dan digantikan oleh AI & otomatisasi.
  4. Perusahaan multinasional akan menghadapi pajak lebih tinggi.
  5. Kepemilikan barang (rumah, kendaraan) bisa berkurang, bergeser ke model berbasis sewa.
  6. Pemerintah dan korporasi besar akan memiliki lebih banyak kontrol terhadap ekonomi.
  7. Kekuatan ekonomi dunia bisa beralih dari AS ke negara-negara BRICS (China, India, Rusia, dll.).

Namun, masih banyak ketidakpastian apakah semua ini akan terjadi seperti yang direncanakan oleh WEF atau tidak. Banyak faktor geopolitik dan ekonomi yang bisa mengubah arah perkembangan ini.

Budi Haryono
Budi Haryono Freelance WordPress Fullstack Developer

Artikel Terkait:

Let's Get in Touch

Hubungi kami melalui chat Whatsapp, telepon atau email untuk memesan jasa pembuatan website Anda. Yuk pesan jasa bikin web disini Kami pasti buatkan web yang profesional, handal dan responsive!.

1
X

Promo

Promo Jasa Pembuatan Website

Discount hingga Rp200.000 untuk semua harga paket jasa pembuatan website!.

X

Promo

Promo Jasa Pembuatan Website

Discount hingga Rp200.000 untuk semua harga paket jasa pembuatan website!.